Laman

Senin, 30 Mei 2011

Fosil Manusia Purba kerdil pulau Flores ditemukan


Homo Floresiensis
Manusia Flores atau disebut juga Hobbit adalah nama yang diberikan oleh kelompok peneliti untuk species dari Genus Homo, yang memiliki tubuh dan volume otak kecil, berdasarkan serial subfosil (sisa-sisa tubuh yang belum sepenuhnya membatu) dari sembilan individu yang ditemukan di Liang Bua, Pulau Flores pada tahun 2001. Kesembilan sisa-sisa tulang itu (diberi kode LB1 sampai LB9) menunjukkan postur paling tinggi sepinggang manusia moderen (sekitar 100 cm).
Para pakar antropologi dari tim gabungan Australia, dan Indonesia berargumen menggunakan berbagai ciri-ciri, baik ukuran tengkorak, ukuran tulang, kondisi kerangka yang tidak memfosil, serta temuan-temuan sisa tulang hewan dan alat-alat di sekitarnya.  Usia seri kerangka ini diperkirakan berasal dari 94.000 hingga 13.000 tahun yang lalu.


Baru-baru ini juga telah ditemukannya tengkorak yang diduga Homo Floresiensis dan telah ditemukan di Palau, Micronesia, di antara gugusan pulau-pulau di Samudera Pasifik. Penemuan ini semakin menguatkan pendapat bahwa pengerdilan terjadi karena manusia tinggal terisolasi di pulau yang daerah jelajahnya sempit.
Fosil tersebut ditemukan Lee Berger, seorang paleoantropolog dari Universitas Witwatersrand di Johannesburg, Afrika Selatan saat melakukan kunjungan ke Palau tahun 2006. Ia sedang mengelilingi pulau berbatu yang berada pada jarak 600 kilometer timur Filipina itu dengan kayak saat menemukan tulang-belulang di dua buah gua. Ia baru melakukan penggalian intensif setelah mendapat dukungan National Geographic Society.


“Setidaknya sepuluh gua telah ditemukan di pulau berbatu tersebut dan penggalian pada salah satu gua menghasilkan fosil sekitar 25 individu,” ujar Lee. Salah satu kerangka lengkap yang ditemukan memperlihatkan sosok manusia setinggi 94 hingga 120 centimeter. Beratnya diperkirakan hanya 32 hingga 41 kilogram.  Dari segi ukuran, manusia kerdil tersebut mirip manusia kerdil Flores yang kontroversial sebagai Homo floresiensis.


Namun, volume otaknya sekitar dua kali lipat otak manusia Flores. Dari hasil pengukuran strktur tulangnya, mereka juga lebih mirip Homo sapiens atau manusia modern meski dengan ukuran tulangnya terlampau kecil dan cenderung primitif. Mereka diperkirakan tinggal di sana antara 900 hingga 2.800 tahun.

Peneliti yang melaporkan temuannya dalam jurnal Public Library of Science (PLoS) ONE mengatakan bahwa manusia purba tersebut mungkin mengalami kekerdilan karena terisolasi yang disebut insular dwarf. Penemuan ini menambah daftar perdebatan di kalangan para ilmuwan. Homo floresiensis sampai sekarang juga masih diragukan sebagai spesies tersendiri dan ada peneliti yang masih yakin bahwa mereka kerdil disebabkan penyakit seperti microcephaly atau kemuncuran perkembangan otak atau bahkan kekurangan gizi.

sumber: www.tempointeraktif.com
           : wikipedia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar